All About Batik... ^_^

7 langkah merawat batik
Ada beberapa yang perlu menjadi perhatian dalam merawat batik, sehingga pakaian batik kita menjadi awet tahan lama dan warna tetap menarik, walaupun sudah dipakai beberapa tahun.
Berikut 7 Langkah dalam Merawat Batik :
1. Cuci kain batik anda menggunakan shampo rambut. Namun, sebelumnya cairkan dulu shampo tersebut hingga tak ada yang menggumpal, baru setelah itu masukkan kain batik anda dalam larutan shampo tadi. Atau anda juga dapat menggunakan detergent khusus untuk kain batik, atau juga bisa menggunakan tanaman tradisional Jawa yang biasa di sebut “klerek”
2. Saat mencuci jangan menyikat atau mengucek bila kain tidak terlalu kotor, jangan pula menggunakan mesin cuci
3. Jangan menjemur kain batik di bawah sinar matahari secara langsung, jemur di tempat yang teduh ( di angin-anginkan )
4. Jangan memeras kain batik saat anda akan menjemurnya, anda hanya perlu menarik salah satu ujungnya sehingga kain akan kembali ke bentuk semula
5. Akan sangat lebih baik jika anda menghindari menyeterika kain batik anda. Apabila kain terlalu kusut, taruh kain lain yang di basahi dengan air ke atas kain batik anda, lalu seterika dengan suhu yang paling rendah
6. Apabila anda ingin memberikan pengharum, deodorant atau semacamnya, jangan semprotkan langsung, tapi tutupi dengan kertas koran lalu semprotkan pewangi di atas kertas koran tersebut
7. Disarankan untuk meletakkan kain batik anda di dalam tas plastik. Anda juga bisa menambahkan di dalamnya beberapa butir lada yang di bungkus dengan kertas tisu untuk menghindari ngengat. Jangan menggunakan kapur barus, karena akan merusak kain.
http://tubanstore.com/product.php












MOTIF BATIK DI DAERAH SENTRA BATIK

Indonesia merupakan wilayah yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan batik yang sangat pesat,terlebih yang terjadi di pulau Jawa. Oleh karena itu, karena sistem perbedaan sistem nilai, simbol dan strategi adaptasi. Maka, ungkapan karya batik yang dibuat masyarakat yang satu akan berbeda denagn masyarakat lainnya. Perbedaan itu menjadi sangat unik dan khas serta dalam konteks Indonesia menjadi sebuah mozaik budaya yang kaya. Setiap sentral perbatikan yang ada di Indonesia memiliki karakteristik perbatikannya masing-masing seperti yang terjadi pada batik Solo, batik Yogyakarta, bayik Pekalongan, batik Tuban, batik Sidoarjo, batik Indramayu, batik Garut, batik Tasikmalaya, batik Bali, batik Palembang, dan beberapa sentral perbatikan lainnya.Batik Solo 
Corak batik-batik dari Solo sangat kental dengan makna-makna simbolis yang dipengaruhi kebudayaan Hindu.
Beberapa cara untuk mengetahui ciri khas batik Solo di antaranya adalah banyak ditemukannya motif-motif seperti sawat, meru, naga, burung, dan modang.
Secara umum, corak batik Solo menggunakan perpaduan bentuk-bentuk geometris yang ukurannya kecil-kecil.
Ciri khas yang kentara pada batik Solo tampak dalam pewarnaannya. Misalkan saja, warna batik hitam, tidak sepenuhnya hitam, namun cenderung kecokelatan. Hampir serupa dengan warna hitamnya, dalam pewarnaan warna putih batik, unsur cokelatnya tetap menonjol dan kuat.
Motif  batik Solo paling terkenal, diantaranya : truntum, sidoluhur, alas-alasan, dan lain sebagainya.
Batik Yogyakarta
Serupa dengan batik Solo, batik Yogyakarta juga memiliki makna-makna simbolis kebudayaan Hindu di tiap-tiap motifnya. Bahkan sedikit lebih ekstrem, di Yogyakarta ada larangan memakai baik-batik yang coraknya sudah dipakai keluarga sultan atau keturunan kraton.
Secara garis besar, motif batik Yogyakarta banyak memadukan bentuk-bentuk geometris dan nongeometris yang ukurannya berbanding terbalik denagn motif batik Solo.
Soal pewarnaan, batik Yogyakarta sangat jauh berbeda dengan batik Solo. Apabila, batik Solo cenderung memakai warna-warna cokelat yang mengarah gelap, pada batik Yogyakarta justru sebaliknya. Pewarnaan batik Yogyakarta kebanyakan memakai warna-warna terang dan bersih. Dimana hitamnya cenderung kebiruan.
Motif batik paling terkenal dari batik Yogyakarta diantaranya : Sumbagen Huk, Kawung, dan Parang.
Batik Pekalongan
Batik Pekalongan tergolong ke dalam batik Pesisiran. Jenis-jenis batik di daerah ini sangat di pengaruhi tingkat kesukaan konsumen terhadap dinamika perkembangan dunia perbatikan. Karena itu, tata warna dan motif dari batik Pekalongan berani mengeksplorasi keragaman corak, demi mencapai kepuasan konsumen.
Akan tetapi, kedinamisan tersebut bukan berarti batik Pekalongan tidak memiliki kekhasannya. Ada ciri-ciri khusus dari batik Pekalongan, yakni gambaran motif serta pewarnaannya bersifat naturalis.
Di Pekalongan tumbuh genre batik Encim. Genre batik ini dikembangkan oleh para pengusaha Cina, dan biasanya batik Pekalongan seleranya orang-orang Belanda. Sementara batik Pekalongan yang disukai konsumen pribumi, punya pola warna yang lebih semarak.
Batik Pekalongan memiliki corak serta komposisi warna yang lebih kaya. Motifnya kebanyakan bernuansa pesisir. Misalnya, motif bungan laut dan bintang laut. Ini beda betul dengan batik Solo ataupun batik Yogyakarta, motif berdominan bentuk garis,kotak-kotak. Dan konstruksi geometri lainnya. Walau bentuk tangkai, bunga atau hewan lebih mendomonasi.
Batil Tuban
Batik Tuban banyak menerima pengaruh dari budaya Cina. Motif lok chan begitu akrab dengan daerah perbatikan ini. Motif batik Tuban yang terkenal diantaranya adalah : guntingan dan macanan.
Tata warna batik Tuban pada mulanya terbatas pada warna biru indigo, merah mengkudu,hitam dan putih, serta kekuning-kuningan (akar mengkudu). Belakangan muncul tata warna putihan (latar putih dengan corak hiasan berwarna biri tua atau hitam), pipitan (latar putih corak berwarna merah atau biru tua) dan bangrod (latar putih dengan motif berwarna merah).
Batik Sidoarjo
Batik Sidoarjo menunjukan pengaruh dari batik Madura, hal ini di sebabkan karena di daerah ini banyak di datangi oleh para pendatang yang berasal dari Madura. Karakteristik batik Sidoarjo adalah tegas, jelas dan ekspresif dengan pewarnaan yang mencolok dari warna hitam , cokelat dan merah.
Batik Indramayu
Batik Indramayu atau juga disebut batik Dermayon tergolong ke dalam kelompok batik Pesisiran. Oleh karena itu, banyak mengangkat flora dan fauna serta lingkungan lautnya di ungkap secara datar dan banyak menggunakan garis-garis yang meruncing (ririan), latarnya berwarna muda seperti ada pengaruh pelunturan dari keseluruhan warna motif batik dan warna pokok hiasan cenderung menggunakan warna gelap yang agak kusam. Susunan motifnya sangat dinamis, cenderung asimetris dan ritmis.
Batik Cirebon
Seperti halnya batik Solo dan batik Yogyakarta, batik Cirebon pun menyimpan makna-makna simbolis pada setiap motifnya. Motif batik Cirebon termasuk motif batik Pesisiran yang pada umumnya ditandai dengan sistem pembabaran (rekavisual) yang lebih dinamis, meriah dengan banyak warna dan sangat ditentukan oleh permintaan pasar. Akan tetapi, juga memiliki perkembangan batik kraton. Beberapa motif batik yang tergolong batik Cirebon di antaranya adalah : taman arum sunyaragian, wadas singa, patran kangkung, mega mendung, ayam alas, supit urang, taman teratai dan naga seba.
Dalam sejarah diterangkan bahwa Sunan Gunung Jati yang mengembangkan ajaran Islam di daerah Cirebon menikah dengan seorang putri Cina bernama Ong Tie. Istri beliau ini sangat menaruh perhatian pada bidang seni, khususnya keramik. Motif-motif pada keramik yang dibawa dari negeri Cina ini akhirnya mempengaruhi motif-motif batik hingga terjadi perpaduan antara kebudayaan Cirebon-Cina.
Salah satu motif yang paling terkenal dari daerah Cirebon adalah batik Mega mendung atau awan –awanan. Pada motif inidapat dilihat baik dalam bentuk maupun warnanya bergaya selera Cina.
Motif mega mendung melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan. Motif ini di dominasi dengan warna biru, mulai biru muda hingga biru tua. Warna biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan, pemberi penghidupan, sedangkan warna biru muda melambangkan semakin cerahnya kehidupan.
Batik Ciamis dan Tasikmalaya
Batik Ciamis dan Tasikmalaya banyak dipengaruhi oleh batik Banyumas, Yogyakarta dan Solo. Corak yang dikembangkan adalah variasi parang dengan warna sogan kemerah-merahan dan hitam dengan tara belakang kuning muda kemerah-merahan, yang kemudian disebut batik sarian.
Tata warna pada batik tradisional Ciamis pada mulanya terdiri dari merah mengkudu, biru tua, hitam(bangbara) dan kuning lembut kemerah-merahan. Pada perkembangan selanjutnya tata warna batik Ciamis dan Tasikmalaya kemudian sangat dinamis dan lebih berani.
Motif batik yang terkenal dari Ciamis diantaranya adalah : lereng peuteuy, papangkah dan daun aleus. Sedangkan corak batik Tasikmalaya yang terkenal adalah : renvile dan bunga tulip.
Batik Garut
Batik Garut banyak dipengaruhi oleh batik Tasikmalaya, Ciamis serta batik Pesisiran. Motif batik Garut cenderung sederhana. Umumnya pewarnaan batik Garut menggunakan warna krem dan sogan sebagai dasarnya, sedangkan warna motifnya berupa biru tua, hijau, merah, dan ungu di atas latar gumading (warna putih kekuning-kuningan khas Garut).
Motif batik Garut yang terkenal diantaranya adalah : rereng bilik, rereng jaksa dan batu. Motif lain yang memang pengaruh dari motif batik Cirebon tampak sekali pada motif papatran mega,arjuna manekung dan sulur-suluran. Batik Garut juga terpengaruh oleh batik Pekalongan terutama pada pewarnaan yang di gunakan. Sedangkan pengaruh dari Tasikmalaya dan Ciamis terlihat pada motif lereng dan kawung serta babaran yang mengarah pada warna gading.
Khazanah batik nusantara sebenarnya masih sangat banyak, masih ada batik Gresik, batik Ponorogo, batik Banyumas, batik Pacitan, Batik Trenggalek, batik Demak-Kudus, batik Rembang-Juwana- Pati, batik Madura, batik Bali, batik Kalimantan, Batik Irian dan batik Sumatra. Semuanya memiliki kekhasannya masing-masing sebagai khazanah budaya bangsa.